SINOSPIR | Kolaborasi Harmonis Sebagai Pendekatan dalam Pelatihan Pengembangan Kepribadian

SINOSPIR

Kolaborasi Harmonis Sebagai Pendekatan dalam Pelatihan Pengembangan Kepribadian


Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sebuah asset yang sangat besar dan sangat potensial untuk mencapai kesuksesan. Baik kita berbicara dalam konteks berbangsa dan bernegara; bisnis dan industri; pendidikan; hingga budaya. Baik untuk diri sendiri maupun untuk institusi atau bangsa ini. Berbagai bidang di bumi ini, meski telah ditemukan berbagai teknologi yang sangat canggih sekalipun, manusia tetap memiliki peran sentral dalam menentukan arah peradaban ini. Maka sangat cocoklah ketika terdapat peribahasa asing yang menyatakan bahwa sebuah kesuksesan tergantung dari the man behind the gun dan the right man on the right place.

Manusia sebagai agen kesuksesan, hendaknya mendapatkan perhatian khusus, baik dari dirinya sendiri maupun dari institusi tempatnya bernaung. Perhatian untuk masalah SDM ini hendaknya tidak melulu pada hal fisik dan kesejateraan ekonomi saja. Seperti yang selama ini telah dilakukan. Justru perhatian dalam hal pengembangan kualitas kepribadian tidak kalah pentingnya. Karena sekarang saatnya untuk lebih mengalihkan konsentrasi pada hal ini.

Pemikiran sederhana dapat dijelaskan melalui peribahasa “lebih baik memberi kail daripada ikan”. Peribahasa ini sangat baik sekali, karena mengajarkan untuk tidak menggantungkan diri dari hasil orang lain, namun lebih berupaya untuk mencari hasil sendiri. Fenomena ini sekarang telah banyak berlaku dan cukup berhasil. Hal ini terlihat dari mind set masyarakat, baik yang muda hinga yang tua untuk selalu berkarya dan bekerja mendapatkan hasil sendiri. Namun perilaku yang terjadi tersebut menjadi stagnasi. Upaya yang dilakukan untuk bertahan hidup selalu melalui jalan yang sama. Pada kondisi ini, hendaknya perlu diberikan tambahan pada peribahasa kita tadi, yaitu mengajarkan bagaimana caranya menggunakan kail secara efektif (dengan inovasi terbaru) sehingga mendapatkan ikan dalam jumlah yang besar. Lalu bagaimana caranya mengolah ikan yang telah ditangkap sehingga dapat dimakan sendiri dengan sehat, serta selebihnya dapat memiliki nilai ekonomi yang dapat menjadi modal hidup yang lebih baik.

Beberapa perusahaan telah melakukan langkah fenomenal ini, yaitu memberikan pelatihan-pelatihan yang bermanfaat untuk aplikasi tugasnya juga untuk mengembangkan kepribadian. Sehingga karyawan perusahaan tersebut tidak hanya mampu “memancing” secara konvensional atau bahkan tradisional, namun juga secara professional dan inovatif. Biasanya, orang-orang yang sering mengikuti pelatihan-pelatihan ini menjadi orang yang memiliki motivasi kerja dan motivasi hidup yang tinggi; disamping rasa percaya diri dan kreativitas yang maksimal.

Alangkah baiknya pada masa sekarang dan berikutnya semakin banyak perusahaan dan institusi pendidikan, baik sekolah maupun kampus, memberikan kesempatan SDM-nya untuk mengembangkan kepribadian, khususnya melalui pelatihan-pelatihan. Sehingga SDM yang besar ini mampu “memancing” dengan professional dan memberikan nilai ekonomis yang tinggi pada hasil pancingannya.

Saat ini telah banyak dirancang berbagai pendekatan untuk mengembangkan kepribadian. Berbagai tokoh dan latar belakang pemikiran telah melahirkan bermacam pendekatan dan metode untuk lebih mengoptimalkan performa SDM. Salah satu pendekatan yang cukup efektif adalah perpaduan dari tiga pendekatan yang sudah terlebih dulu ada, yaitu psikologi, hipnosis dan spiritual. Tiga pendekatan ini menurut saya adalah kolaborasi yang luar biasa untuk membantu setiap orang mengembangkan kepribadian.

Salah satu pendekatan yang menjadi rujukan utama adalah pendekatan psikologi. Beberapa orang menganggap ini sebagai ilmu jiwa, namun sebenarnya ini adala ilmu tentang perilaku manusia. Beberapa orang pula beranggapan bahwa ini adalah pendekatan untuk orang yang sakit jiwa, meski demikian ini juga merupakan pendekatan untuk mengembangkan kepribadian. Dengan menggunakan pendekatan ini, seseorang akan diajak untuk melakukan refleksi pada dirinya sendiri, mencoba menelusuri pengalaman-pengalaman serta emosi yang disadarinya. Kemudian mencari pangkal dan pemicu hambatan mental (mental block) atau penghambat berkembangnya kepribadian yang dialami seseorang. Lalu seseorang tersebut diarahkan untuk merancang strategi dengan tujuan membebaskan diri dari mental block. Akhirnya seseorang tersebut diarahkan untuk membuat komitmen untuk melakukan langkah-langkah yang telah dirancangnya sendiri untuk membebaskan diri.

Seringkali seseorang mengalami hambatan dalam mengembangkan kepribadian atau membongkar mental block pada dirinya. Meskipun orang tersebut telah merancang langkah-langkah dan memiliki komitmen. Hambatan ini biasanya disebabkan oleh dominasi pikiran sadar yang menguasai potensi luar biasa pada pikiran bawah sadar. Hal ini dilatar belakangi oleh serangkaian paradigma yang telah ditanamkan sejak seseorang pertama kali menerima stimulus ketika kecil. Paradigma ini membentuk pola pikir yang seringkali susah maupun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merubahnya. Untuk lebih melancarkan proses mengembangkan kepribadian, maka perlu dilakukan upaya dengan menggunakan pendekatan hipnosis. Hipnosis merupakan sebuah pendekatan untuk menyampaikan pesan-pesan positif pada pikiran bawah sadar seseorang. Sehingga pikiran bawah sadar akan berkolaborasi dengan pikiran sadar untuk memunculkan perilaku yang diharapkan, yaitu bebas dari mental block. Sebagian masyarakat menganggap hipnosis sebagai seseuatu yang menakutkan, karena berita di media masa yang menyatakan tindak kriminal dengan cara hipnosis. Padahal seseorang dapat di-hipnosis ketika orang tersebut bersedia untuk di-hipnosis. Hipnosis akan gagal ketika pesan-pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan nurani atau nilai-nilai orang yang bersangkutan. Misalnya seseorang di-hipnosis untuk pindah agama. Maka hal ini tidak akan berhasil. Maka hipnosis sebenarnya bukan merupakan hal yang menakutkan. Justru pendekatan ini cukup efektif untuk membantu seseorang yang masih kesulitan untuk membebaskan diri dari mental block.

Dalam rangka seseorang melakukan upaya untuk mengembangkan kepribadian serta membebaskan diri dari mental block, seringkali dalam pikiran diliputi keraguan akan hasil yang akan didapatkan. Pada dasarnya setiap keberhasilan berbagai macam hal adalah ditentukan oleh seseorang yang melakukannya. Keberhasilan berbagai hal ditentukan oleh keyakinan seseorang ketika dan setelah melakukan upaya. Seringkali terjadi bahwa sebuah upaya yang sempurna menjadi gagal karena keraguan orang yang melaksanakan. Keraguan dan kepasrahan yang bersemayam dalam pikiran seseorang, akan memancarkan gelombang pada semesta, sehingga memicu hokum tarik menarik (law of attraction). Oleh sebab itu, pendekatan yang ideal untuk dilakukan setelah melakukan pendekatan psikologi dan hipnosis adalah memasrahkan segala hasil usaha pada Tuhan pencipta semesta. Semakin optimis seseorang terhadap keberhasilan, maka ia akan memacarkan gelombang positif dari otaknya, yang kemudian berdampak pada munculnya perilaku optimis dan semesta akan merespos positif. Sehingga usaha yang dialkukan dapat berhasil. Begitu pula sebaliknya.
Kolaborasi tiga pendekatan ini, yaitu psikologi, hipnosis dan spiritual atau saya singkat dam saya jadikan istilah SINOSPIR, merupakan pendekatan yang luar biasa untuk membantu seseorang maupun sekumpulan orang yang ingin mengembangkan kepribadian. Dari berbagai latar belakang pendidikan, usia dan profesi. Seseorang akan diajak untuk mengeksplorasi pikiran sadarnya, pikiran bawah sadarnya serta berani pasrah pada Tuhan pencipta semesta.

-oktastika-

0 komentar: