Hipnosis untuk Anak Play Group dan Taman Kanak-Kanak


Hipnosis Untuk Anak Play Group dan Taman Kanak-Kanak

–Seri 1
Menulis Rapi

Kali ini saya akan bercerita tentang proses hypnosis pada anak berusia 3-6 tahun, atau anak-anak pada usia Play Group (PG) dan Taman Kanak-kanak TK. Kali ini saya yakin Anda sudah memahami makna hypnosis. Sehingga saya tidak perlu lagi menceritakan panjang lebar tentang hypnosis. Namun, jika ada diantara Anda yang belum pernah mengetahui hypnosis dalam arti yang sebenarnya, maka saya sarankan Anda untuk membaca dulu artikel saya sebelumnya dengan judul “Hipnosis Itu Menyenangkan”. Sehingga dalam obrolan kita berikutnya akan terhindar dari salah persepsi, antara saya dan Anda.

Meski saya seorang motivator dan hypnotherapist, namun jujur saja, saya kurang tertarik pada penanganan anak-anak. Apalagi pada usia PG & TK. Meski saya memiliki pengetahuan yang cukup, namun saya lebih tertarik untuk menangani anak-anak pada usia akhir Sekolah Dasar (SD) hingga orang dewasa.

Cerita saya kali ini, berdasarkan pada kisah nyata seorang sahabat saya, yang juga kebetulan menjadi kekasih saya, yang telah lebih dari 7 tahun berprofesi sebagai praktisi pendidikan anak. Kebetulan dia saat ini sedang menjadi salah satu pengajar PG dan TK di salah satu sekolah PG & TK favorit di Surabaya. Untuk lebih mengenal sobat saya tercinta, yang sangat kompeten di bidang anak-anak, silahkan klik di http://www.balitamembaca.blogspot.com . Singkat cerita tentang sobat saya tercinta ini, sebut saja namanya Nita, kami adalah teman satu kampus ketika sama-sama belajar psikologi di salah satu PTS di Surabaya. Kami sering kali bertukar pikiran tentang profesi kami masing-masing. Disamping berbagi ilmu, kami juga pernah sama-sama belajar hypnosis pada salah seorang psikolog di Surabaya. Namun kebetulan hanya saya yang meneruskan pada tingkatan lebih lanjut pada salah satu sekolah hypnosis ternama di Surabaya.

Saya sangat terinspirasi tentang cerita-cerita dari Nita, tentang bagaimana ia memberikan treatment pada anak didiknya. Sangat unik dan lucu sekali. Dan mungkin sangat sedikit para pendidik yang menggunakan teknik seperti Nita.

Selain ia adalah seorang sarjana psikologi, ia juga pernah belajar hypnosis, termasuk mendapat transfer ilmu dari saya tentunya (he…he…he…). Sehingga ia menggunakan teknik-teknik psikologi yang dikolaborasikan dengan teknik hypnosis, dan menghasilkan sebuah teknik baru. Dan menurut saya, belum ada yang memberi nama pada teknik tersebut. Sangat unik dan lucu. Maka dari itulah, saya, dengan seijin Nita tentunya, ingin berbagi cerita tentang bagaimana memberikan perlakuan pada putra-putri Anda atau anak didik Anda. Sehingga dapat memberikan dampak yang luar biasa pada anak dan meringankan kerja Anda tentunya. Karena saya yakin pada usia-usia ini istilah umumnya adalah masa “lucu-lucunya”, sekaligus juga “nakal-nakalnya” bahkan “menjengkelkan”.

Terdapat banyak cerita nantinya. Setiap cerita dilatar belakangi kasus-kasus unik yang mungkin sering pula terjadi pada anak Anda atau anak didik Anda. Khusus kali ini, saya akan bercerita tentang salah seorang muridnya yang bernama Ulin (bukan nama sebenarnya).
Ulin adalah anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakaknya selisih usia 4 tahun darinya. Ulin merupakan anak yang tomboy, dan cenderung malas. Sangat berbeda dari kakaknya yang cantik, bersemangat dan meraih berbagai penghargaan, sejak PG.

Cerita utamanya disini adalah Ulin memiliki tulisan tangan yang jelek. Jika hal ini dibiarkan, khawatirnya ia akan mendapat nilai jelek di sekolah. Kebetulan Nita dipercaya oleh orang tua Ulin untuk memberikan tambahan jam belajar di rumah.

Kasus yang dialami Ulin ini sempat menjadi bahan diskusi kami selama beberapa bulan. Karena Nita harus melakukan observasi. Dan kami bersama-sama mencari penyebabnya.
Akhirnya kami sepakat bahwa Ulin sebenarnya adalah anak yang pintar dan rajin. Karena ada indikasi ke arah tersebut. Khususnya sering kali tulisan Ulin bagus ketika les private dengan Nita. Kami menduga konsep diri Ulin yang menyebabkan ia menulis dengan asal-asalan dan terlihat jelek. Karena ia sering dimarahi oleh orang tuanya serta dibanding-bandingkan dengan prestasi kakaknya di sekolah.

Sejak itu, kami menyusun langkah-langkah memberikan sugesti pada Ulin. Maka setiap akhir sesi les prifat. Nita selalu mengajak Ulin latihan konsentrasi. Dengan mengatakan kurang lebih demikian :
“Ulin, sekarang latihan konsentrasi”.
“Coba dengarkan Bu Nita”.
“Mulai sekarang Ulin jadi anak pinter”.
“Anak pinter itu tulisannya bagus dan rapi”
“Ulin anak yang hebat. Soalnya Ulin pinter”.
“Anak pinter itu tulisannya bagus dan rapi”
“Mama-Papa mesti seneng lihat Ulin jadi anak pinter”
“Mulai sekarang, setiap Ulin nulis, tulisannya jadi bagus dan rapi”.
“Soalnya Ulin anak pinter”.
“Mulai sekarang, setiap di sekolah, atau dirumah, tulisan Ulin jadi bagus dan rapi”.

Kurang lebih seperti itulah sugesti yang diberikan.
Kemudian, kira-kira setelah 7 kali diberikan sugesti demikian, mulailah terjadi perubahan dahsyat. Tulisan Ulin berubah sama sekali. Tulisan Ulin berubah menjadi jauh lebih bagus dan rapi, dibanding sebelumnya.

Hal ini membuat heran gurunya di sekolah. Ulin yang selalu diperingatkan karena tulisannya jelek, sekarang telah berubah. Orang tua Ulin pun menjadi bangga, karena masalah yang sebelumnya menjadi beban pikiran mereka, sekarang sudah terselesaikan.
Kemudian, sugesti ini tetap diberikan secara berkala, sebagai penguat hingga permanent.

Pengalaman Nita ini, semoga dapat menjadi inspirasi untuk Anda dalam memberikan perlakuan pada anak Anda atau anak didik Anda. Karena, dengan mematuhi hukum-hukum kerja pikiran bawah sadar, kita dapat memberikan perlakuan yang berdampak luar biasa pada anak. Dan untuk kita, menjadi lebih menghemat tenaga, daripada untuk memarahi anak, yang mungkin dapat memunculkan trauma.

Oktastika Badai Nirmala, S.Psi, CHt
http://mediasugesti.blogspot.com

0 komentar: